Senin, 31 Juli 2017

Ke-PGRI-an

Mengenal Tokoh-Tokoh PGRI
Tahun 1945 hingga kini
APA ITU PGRI ?

Sebagai calon guru maupun kita yang sudah menjadi guru, sekiranya perlu mengetahui apa itu PGRI. Tersebab rasa nasionalisme itu akan muncul ketika kita memahami suka duka para pejuang untuk mempertahankan kesejahteraan bangsa Indonesia dalam bidang Pendidikan. Rangkuman berikut ini semoga dapat membantu anda untuk menambah wawasan tentang Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

 PGRI telah lahir sebagai “anak sulung” dari proklamasi kemerdekaan yang memiliki sifat dan semangat seperti “Ibu Kandungnya” yaitu semangat persatuan dan kesatuan, pengorbanan dan kepahlawanan untuk menentang penjajah tersebut. Proklamasi 17 Agustus 1945 mempunyai efek sangat besar terhadap seluruh pejuang kemerdekaan, pendiri Republik ini dan juga para guru pada kurun waktu pasca tahun 1945. Semangat proklamasi itulah yang menjiwai penyelenggaraan Kongres Pendidikan Bangsa pada tanggal 24-25 November 1945 bertempat di Sekolah Guru Putri (SGP) Surakarta, Jawa Tengah dimana sebab itu setiap 25 November selalu diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Dari kongres itu lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merupakan wahana persatuan dan kesatuan segenap guru diseluruh Indonesia. Guru yang dulunya belum sepenuhnya dianggap sebagai profesi akhirnya diakui sebagai profesi dengan adanya pencanangan guru sebagai profesi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 2 Desember 2004.
Tn. Amin Singgih adalah tokoh utama pendiri PGRI, beliau menjabat sebagai ketua pertama PGRI. Lalu Tn.Koesnan dan Tn.Soekirto adalah wakil dari ketua PGRI. Kemudian ada para penulis dari kegiatan PGRI tersebut ada Tn.Djajengsoegito dan Tn. Ali Marsaban. Dan ada pula bagian yang mengatur keuangan atau Bendahara dalam PGRI ada Tn.Seoemidi Adisasmita dan Tn.Siswowidjojo. Setelah itu ada para anggota-anggota yang bertugas membantu PGRI dalam hal apapun yaitu : Nona Siti Wahjoenah, Tn.Martosoedigjo, Tn.Reksosoebroto (siswowardodjo), dan yang terakhir Tn.Parmoedjo.
Lalu para pendiri/tokoh PGRI tersebut berserentak  bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan 3 tujuan:

  1. Mempertanamkan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
  2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dasar-dasar kerakyatan.
  3. Membela hak dan nasib para buruh umumnya dan khususnya para guru.  
Selain para pejuang tersebut di atas, P. Endropranoto pun sudah berkontribusi dalam menciptakan Mars PGRI dimana lagu ini selalu dinyanyikan pada acara-acara yang berkaitan dengan Hari Keguruan. Nah, seperti apa sih lirik dibawah ini jika dinyanyi dengan nada, melodi dan instrumen. Check it out ! klik 



Jika bermasalah langsung klik ini -> Mars PGRI 

Lirik lagu Mars PGRI :
Oleh : P. Endropranoto

*) PGRI abadi
Tetap mempersatukan diri
Dengan nama nan sentosa
Lahir Negara kita

PGRI abadi
Bernaung di bawah sang panji
Sinar surya nan merata
Anggotanya bersama

Wahai kaum guru semua
Bangunkan rakyat dari g’lita
Kita lah penyuluh bangsa
Pembimbing melangkah ke muka

Insyaflah ‘kan kewajiban kita
Mendidik mengajar 'tra putra
Kita lah pembangun jiwa
Pencipta kekuatan Negara 

Masih belum cukup jika kita hanya mengetahui para pendiri PGRI dan Marsnya saja, jika tanpa mengetahui Logo PGRI yang sering kita lihat bahkan kita gunakan khususnya yang berkecimpung dengan IKIP PGRI. Untuk itu bacalah dengan seksama !


Logo PGRI meliputi Bentuk yang Cakra/Lingkaran melambangkan cita-cita luhur dan daya upaya menunaikan pengabdian terus-menerus. Bidang bagian pinggir Lingkaran berwarna merah melambangkan pengabdian yang dilandasi kemurnian dan keberanian bagi kepentingan rakyat. Warna putih dengan tulisan “Persatuan Guru Republik Indonesia” melambangkan pengabdian yang dilandasi kesucian dan kasih sayang. Panduan warna pinggir merah-putih melambangkan pengabdian kepada negara, bangsa dan tanah air Indonesia, corak yang meliputi Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar berwarna kuning melambangkan fungsi guru (pada pendidikan pra-sekolah, dasar, menengah dan perguruan tinggi) dengan hakikat tugas pengabdian guru sebagai pendidik yang besar dan luhur; Nyala api dengan 5 sinar warna merah melambangkan arti ideologi Pancasila dan arti teknis yakni sasaran budi pekerti, cipta, rasa, karsa dan karya generasi; Empat buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2 tegak (simetris) dengan warna corak putih melambangkan sumber ilmu yang menyangkut nilai-nilai moral, pengetahuan, keterampilan dan ahlak bagi tingkatan lembaga-lembaga pendidikan pra-sekolah, dasar, menengah dan tingi, Sedangkan warna dasar tengah hijau, melambangkan kemakmuran generasi.
Alangkah baiknya kita mencoba mengikrarkan naskah Sumpah dan Ikrar Guru Indonesia dengan suara tegas dan lantang untuk memperkuat rasa nasionalisme terhadap Indonesia.

Sumpah Guru Indonesia

Demi Allah

Sebagai guru Indonesia saya bersumpah/berjanji :

  • Bahwa saya akan membaktikan diri saya untuk tugas mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran peserta didik guna kepentingan kemanusiaan dan masa depannya;
  • Bahwa saya akan melestarikan dan menjunjung tinggi martabat guru sebagai profesi terhormat dan mulia;
  • Bahwa saya akan melaksanakan tugas saya sesuai dengan kompetensi jabatan guru;
  • Bahwa saya akan melaksanakan tugas saya serta bertanggung jawab yang tinggi dengan mengutamakan kepentingan peserta didik, masyarakat, bangsa dan negara serta kemanusiaan;
  • Bahwa saya akan menggunakan keharusan profesional saya semata-mata berdasarkan nilai-nilai agama dan Pancasila;
  • Bahwa saya akan menghormati hak asasi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang guna mencapai kedewasaannya sebagai warga negara dan bangsa Indonesia yang bermoral dan berakhlak mulia;
  • Bahwa saya akan berusaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan keharusan profesional;
  • Bahwa saya akan berusaha secara sungguh-sungguh untuk melaksanakan tugas guru tanpa dipengaruhi pertimbangan unsur-unsur di luar pendidikan;
  • Bahwa saya akan memberikan penghormatan dan pernyataan terima kasih kepada guru yang telah mengantarkan saya menjadi guru Indonesia;
  • Bahwa saya akan menjalin kerja sama secara sungguh-sungguh dengan rekan sejawat untuk menumbuh kembangkan dan meningkatkan profesionalitas guru indonesia;
  • Bahwa saya akan berusaha untuk menjadi teladan dalam perilaku bagi peserta didik dan masyarakat;
  • Bahwa saya akan menghormati; mentaati dan mengamalkan kode etik guru Indonesia.


Ikrar Guru Indonesia

  • Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik bangsa yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pembela dan pengamal Pancasila yang setia pada Undang Undang Dasar 1945.
  • Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
  • Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan kesatuan bangsa yang berwatak kekeluargaan.
  • Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap bangsa, negara serta kemanusiaan.


Saya ikrarkan sumpah/janji *) ini secara sungguh-sungguh dengan mempertaruhkan kehormatan saya sebagai guru profesional.

Perkembagan terkini yang berkaitan dengan PGRI telah kami kutip dari www.pgribojonegoro.org yakni Presiden Jokowi dan Ibu Negara menghadiri peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT Ke-71 PGRI di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Minggu (27/11). Dalam sambutannya Presiden Jokowi menekankan pentingnya guru mengajarkan tiga hal kepada murid, yaitu keberagaman, karakter bangsa, dan media social yang dikutip dari Suara Guru Bogor.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia sangat beragam. Terdapat 17 ribu pulau, 516 kabupaten/ kota, dan 1100 bahasa lokal. Perbedaan itu sebagai anugerah dari Allah. Tugas guru adalah menjelaskan kepada murid agar rukun karena kita semua bersaudara. “Bangsa ini harus tetap satu dalam keadaan apa pun. Orang jadi apa pun karena bapak-ibu guru,” katanya.
Menurut Presiden Jokowi, nilai karakter bangsa seperti kejujuran, disiplin, kerja keras, hormat kepada orang tua dan senior, harus ditanamkan sejak TK. Kekurangan pengamalan nilai bangsa itu harus diperbaiki, karena pertarungan antar negara sangat sengit saat ini. Anak-anak yang memiliki karakter bangsa adalah modal pada saat bangsa ini mengalami bonus demografi pada 2020 nanti. Itu adalah taun emas kita. “Guru merupakan peran utama dalam mengantar anak didik yang berkarakter,” tutur beliau.
Era keterbukaan tidak bisa dihambat. Dunia menjadi sangat terbuka. Isi media sosial saat ini dipenuhi saling menghujat, menjelakan antar anak bangsa, memaki, fitnah, adu domba, dan memecah belah. Karena itu, guru harus mengajarkan etika berinternet. Misalnya, menyampaikan ide di medsos harus sopan-santun dan mengajak berpikir yang positif. “Saya percaya satu orang hebat melahirkan satu karya hebat, tetapi satu guru hebat melahirkan banyak orang hebat,” dalam sambutannya.
Berkas:Unifah.jpg
Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd menjadi PLT. Ketua Umum PGRI dalam Rakornas PGRI, 29-30 Maret 2016 menggantikan Dr. Sulistiyo yang meninggal dunia.
Demikian rangkuman mengenai Ke-PGRI-an, semoga apa yang telah kami tulis dapat membawa manfaat serta tak lupa kami memohon maaf apabila nanti menemukan kesalahan atau kekurangan pada tulisan kami. Kritis yang bersifat membangun sangat kami terima untuk itu jangan sungkan-sungkan untuk komen dibawah ini. Terima Kasih. ☺☺☺☺

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Ketua_Umum_PGRI